Halaman

ahlan wa sahlan

Sabtu, Februari 12, 2011

Yang Hina dan Mulia karena Cinta

Yang Hina dan yang Mulia karena Cinta
1. Hubb (mahabbah)
Dalam surah Al Imran ayat 14 “Dijadikan indah dalam pandangan manusia kecintaan (hubb) kepada apa-apa yang diingini, yaitu : wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah lading. Itulah kesenangan hidup di dunia dan di sisi Allah lah tempat kembali yang baik (syurga).”
Dalam ayat ini Hubb adalah suatu naluri yang dimiliki setiap manusia tanpa kecuali baik manusia beriman maupun manusia durjana.
Dalam fil gharibil Qur’an dijelaskan bahwa hubb sebuah cinta yang meluap-luap, bergejolak.
2. Wudda
Wudda diterangkan dalam Al-Qur’an surah Maryam ayat 96 “Sesungguhnya orang-orang beriman dan beramal sholeh, kelak Allah yang Maha Pemurah akan menanamkan dalam hati mereka kasih sayang”, jadi wudda (kasih sayang) yang diberikan Allah sebagai hadiah atas keimanan, amal sholeh manusia.
Dipertegas lagi dalam surah Ar Rum ayat 21 “Dan diantara tanda-tanda kekuasanNya ialah ia menciptakan dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung merasa tenteram kepadanya, dan dijadikanNya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda bagi kaum yang berpikir.” Dalam ayat ini Allah menggambarkan ‘cenderung tenteram’ yang dapat diraih dengan pernikahan oleh masing-masing pasangan akan diberi hadiah (ja’ala) kasih sayang dan rahmat.
Wudda adalah cinta yang berupa angan-angan dan tidak akan terraih oleh manusia kecuali Allah menghendakinya, hanya Allah yang akan memberi cinta Nya kepada hamba yang dikehendakiNya. Allah yang akan mempersatukan hati mereka. Walaupun kamu membelanjakan seluruh hartamu di muka bumi, niscaya kamu tidak akan mendapatkan kebahagiaan cinta jika Allah tidak menghendakinya.
Oleh karena itu teraihnya cinta-wudda pada satu pasangan itu karena kualitas keimanan ruhani pasangan tersebut. Semakin ia mendekatkan diri pada Sang Pemilik Cinta maka akan semakin besarlah wudda yang Allah berikan pada pasangan tersebut. Cinta inilah yang tidak akan luntur sampai di hari akhir nanti sekalipun maut memisahkannya, cinta atas nama Allah, mencintai sesuatu atu seseorang demi dan untuk Allah.
3. Cinta Shobwah
Atau cinta buta, cinta yang mendorong perilaku menyimpang tanpa sanggup mengelak. Alkisah ketika Allah Ta’ala menurunkan Nabi Adam as dan ibu Hawa, yang akhirnya melahirkan anak kembar laki-laki dan perempuan. Habil bersaudari kembar Labuda dan Qabil bersaudari kembar dengan Iklima. Karena tidak ada manusia lagi selain mereka, maka untuk meneruskan keturunan dinikahkanlah keempatnya. Habil yang berperangai kasih sayang dinikahkan dengan Iklima yang secara wajah lebih cantik dibandingkan Labuda. Namun nafsu menguasai hati Qabil, karena sebenarnya ia menginginkan dinikahkan dengan saudari kembarnya, Iklima. Karena cintanya yang begitu mendalam dan ia dikuasai nafsu hingga membuatnya gelap mata. Hingga kemudian ia membunuh saudanya Habil.
Itulah pertumpahan darah pertama yang disebabkan karena cinta pada wanita. Penyesalan tak habisnya datang menghampiri Qabil. Setan telah menguasai nafsunya. Ketika cinta telah dikuasai syetan, maka yang ada adalh kerusakan. Karenanya kita harus berhati-hati membawa hati karena kalau telah dikuasai nafsu syaithoni akan menjadi gelap mata, tak peduli mana yang benar dan mana yang salah, akan dilanggarnya aturan dan norma agama.
4. Cinta Syaghaf
Atau cinta yang memabukkan adalah cinta yang sangat mendalam, alami, orisinil dan memabukkan. Orang yang terserang cinta syaghaf (qad syaghafaha hubba) bisa seperti orang gila, lupa diri dan hamper tak mrnyadari apa yang dilakukannya. Al-Qur’an menggunakan term syaghaf ketika mengisahkan bagaimana cintanya Zulaikha, istri pembesar mesir kepada bujangnya, Yusuf. Al-Qur’an menceritakannya dalm surah Yusuf ayat 23-24 “Dan perempuan yang dia (Yusuf) tinggal di rumahnya menggoda dirinya. Dan dia menutup pintu-pintu, lalu berkata, “Marilah mendekat padaku.” Yusuf berkata “Aku berlindung kepada Allah, sungguh, tuanku telah memperlakukanku dengan baik.” Sesungguhnya orang yang zalim itu tidak akan beruntung.” “Dan sungguh, perempuan itu telah berkehendak kepadanya (Yusuf). Dan Yusuf pun berkehendak kepadanya, sekiranya dia tidak melihat tanda (dari) Tuhannya. Demikianlah, Kami palingkan darinya keburukan dan krekejian. Sungguh dia (Yusuf) termasuk hamba kami yang terpilih.”
Dalam kisah tersebut Zulaikha sampai lupa diri karena terpesona dan mabuk oleh cinta, hingga ia menjadi seperti orang gila, dan lupa diri. Dalam kisah tersebut menjadi ibrah bagi siapa saja agar jangan sampai terjerumus dalam kehinaan karena cinta nafsu syetan.
Kondisi ini banyak dialami oleh muda-mudi yang mendewa-dewakan cinta, hingga rela melakukan perbuatan zina, dengan dalih atas nama cinta suci. Hingga kemudian budaya valentines day menjadi satu moment perayaan yang diistimewakan sebagai moment mengungkapkan cinta pada pasangannya yang notabene talah menuju ke lembah perzinahan.
Naudzubillahimindzalik.
5. Cinta Mawaddah
Adalah jenis cinta yang mengebu-gebu, membara. Orang yang memiliki cinta jenis mawaddah maunya selalu berdua, enggan berpisah dan selalu ingin memuaskan dahaga cintanya. Ia ingin memonopoli cintanya, dan hamper tidak bisa berpikir lain.
6. Cinta Rahmah
Adalah jenis cinta yang penuh kasih sayang, lembut, siap berkorban, dan siap melindungi. Orang yang memiliki cinta jenis rahmah ini lebih memperhatikan orang yang dicintainya daripada dirinya sendiri, baginya yang terpenting adalh kebahagioaan sang kekasih, walau untuk itu ia harus menderita. Termasuk dalam cinta rahmah adalh pertalian darah, terutama cinta orang tua pada anaknya, dan sebaliknya.
7. Cinta Mail
Adalah jenis cinta yang untuk sementara sangat membara, sehingga menyedot seluruh perhatian hingga hal-hal lain cenderung kurang diperhatikan. Cinta jenis mail ini dalam Al-Qur’an disebut dalam konteks poligami dimana ketika sedang jatuh cinta kepada yang muda (an tamilu kulla al mail), cenderung mengabaikan pada yang lama.
8. Cinta Syauq
Atau Rindu, term ini bukan dari Al-Qur’an tetapi dari hadits yang menafsirkan Al-Qur’an. Dalam surah Al-Ankabut ayat 5 dikatakan bahwa barangsiapa rindu berjumpa Allah maka waktunya akan tiba. Kalimat kerinduan ini kemudian diungkapkan dalam do’a ma’tsur dari hadits yang diriwayatkan ahmad; wa as’aluka ladzzata an nadzori ila wajhika wa as syauqa ila liqa’ika, aku mohon dapat merasakan nikmatnya memandang wajah Mu dan nikmatnya kerinduan untuk berjumpa dengan Mu. Menurut Ibn al Qayyim al Jauzi dalam kitab Raudlat al Muhibbin wa Nuzhat al Musytaqin, Syauq (rindu) adalah pengembaraan hati kepada sang kekasih (safar al qalb ila al mahbub), dan kobaran cinta yang apinya berada di dalam hati sang pecinta, hurqat al mahabbah w ail tihab naruha fi qalb al mihibbi.
9. Cinta Kulfah
Yakni perasaan cinta yang disertai kesadran mendidik kepada hal-hal yang positif meski sulit, seperti orang tua yang menyuruh anaknya menyapu, membersihkan kamar sendiri, meski ada pembantu.
Semoga kita menjadi hamba yang mampu menguasai cinta dalam hati kita, hingga kita akan memperoleh kemuliaan disisi Allah Ta’ala. Amiin..
Dikutip dari Buletin Da’wah Hidayah edisi 201/ 30 Mulud 1432 H/ Februari 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar