Halaman

ahlan wa sahlan

Rabu, Oktober 12, 2011

Bocah Pengumpul Beras

Bocah Pengumpul Beras

belum sempat mentari bersinar
dua kaki kecil telah melangkah
menapaki jalanan ke sebuah pasar

sampai di pasar
kaki itu melangkah ke utara
menyusur diantara penjual beras
kedua matanya bagai bola mata elang
tajam menjelajah ke setiap sudut
memburu butir-butir putih yg terserak
kedua tangan mungilnya dg cekatan menghimpun buliran yg tertumpah
bulir demi bulir bagai detak jantungnya

ah..Bukankah seharusnya tangan itu memegang pena dan buku?
Bukankah seharusnya ia menghimpun ilmu?
Seperti kawan-kawannya,
belajar dan bermain

ingin ia menghampiri kawannya, bermain layang-layang
namun pedih terbayang adik dan ibu tlah menunggu dirumah
menunggu segenggam beras untuk ditanak

_Mhd_

Tidak ada komentar:

Posting Komentar