Bocah Pengumpul Beras
belum sempat mentari bersinar
dua kaki kecil telah melangkah
menapaki jalanan ke sebuah pasar
sampai di pasar
kaki itu melangkah ke utara
menyusur diantara penjual beras
kedua matanya bagai bola mata elang
tajam menjelajah ke setiap sudut
memburu butir-butir putih yg terserak
kedua tangan mungilnya dg cekatan menghimpun buliran yg tertumpah
bulir demi bulir bagai detak jantungnya
ah..Bukankah seharusnya tangan itu memegang pena dan buku?
Bukankah seharusnya ia menghimpun ilmu?
Seperti kawan-kawannya,
belajar dan bermain
ingin ia menghampiri kawannya, bermain layang-layang
namun pedih terbayang adik dan ibu tlah menunggu dirumah
menunggu segenggam beras untuk ditanak
_Mhd_
Tidak ada komentar:
Posting Komentar