Halaman

ahlan wa sahlan

Rabu, Oktober 07, 2015

Teruntuk Sahabatku yang Kini Menyandang Gelar Istri

Pekan lalu kau menyapaku lewat sebuah pesan instan. Awalnya aku tak percaya dengan apa yang kau beritakan. Lama aku meresapi kalimatmu. Hingga akhirnya senyum itu mengembang di bibirku.

Sahabatku, tak ada kata yang mampu mewakili perasaanku saat itu. Sungguh, rasanya ingin berlari memelukmu tuk ucapkan “Selamat”. Selamat, kini kau telah terlahir menjadi seorang istri. Tapi apa daya, jarak tak mau banyak membantu.

Masih teringat jelas saat-saat kita berangan dulu. Tulang rusuk siapa yang akan kita genapi. Kini, akhirnya kau yang lebih dulu ditemukan pemilik tulang rusuk itu. Aku bahagia untukmu, sahabatku.
Kau sendiri bagaimana? Mungkin itu yang ada di benakmu. Tak perlu kau risau sahabatku, aku percaya ada satu nama yang telah Dia tuliskan untukku. Entah dia yang sekarang menemaniku atau dia yang belum pernah aku jumpai hingga detik ini. Semoga aku bisa menyusulmu segera.

Sahabatku, berjalanlah dengan langkahmu yang indah. Kau selalu menjadi teladan untukku. Teringat perkataanmu kala itu. “Aku ingin bekerja di rumah agar bisa ngurus anak, Mi.”. Saat itu aku malu. aku belum bisa berpikir sejauh itu. Aku masih egois, mengejar cita-cita menjadi wanita mandiri. Perlahan aku mulai berpikir, wanita adalah madrasah bagi putra-putrinya. Aku tak ingin kesuksesanku bersampingan dengan kegagalanku merawat si kecil. Terima kasih untuk kalimatmu waktu itu.

Tak tau lagi harus kemana jemari ini mengetuk tuts keyboard. Karena sungguh kebahagiaan ini membuatku tak mampu berkata banyak. Sahabatku, selamat menempuh jalan hidup baru, bersama kekasih halalmu di dunia. Semoga kebahagiaan selalu menghiasi bahtera yang kalian bangun. J
Efi ~ Andhika
15102015


Dari sahabatmu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar